Secara garis besar prinsip kerja penangkal petir elektrostatis meniru dari teknologi penangkal petir sebelumnya yaitu penangkal petir radio aktif yaitu menghasilkan muatan pada ujung finial / splitzen sehingga bisa mengarahkan petir agar selalu menyambar ke arah penangkal petir. Perbedaan penangkal petir radio aktif dengan penangkal petir elektrostatis dari energi yang dipergunakan untuk menghasilkan muatan listrik. Penangkal petir radio aktif muatan dihasilkan dari proses hamburan zat radio aktif. Karena menggunakan zat radio aktif bisa merusaka lingkungan, teknologi penangkal petir dengan radio aktif sudah ditinggalkan. Penggantinya adalah penangkal petir elektrostatis yang menghasilkan muatan dari energi listrik awan saat menginduksi bumi.
Secara garis besar penangkal petir yang baik memiliki kreteria sebagai berikut:
- Menetralkan muataan di awan untuk mencegah terjadinya sambaran petir ke bumi.
- Menyediakan system penerimaan (Air Terminal Unit) sehingga sambaran petir bisa diarahkan ke penangkal petir saja.
- Menyalurkan arus listrik dari sambaran petir ke bumi dengan baik sehingga mengurangi loncatan arus listrik ke sekitarnya.
- Memiliki ground system yang baik yang baik agar arus listrik dari petir sepenuhnya bisa diserap oleh tanah. Jika diukur resitensi tanah harus kurang dari 5 Ohm, lebih bagus lagi jika kurang dari 3 Ohm.
- Material yang dipergunakan sesuai standard SNI, tahan korosi agar dalam penggunaan jangka panjang system penangkal petir yang dipergunakan masih bisa berhalan normal.
- Dapat bertindak sebagai pencegah timbulnya petir sehingga peralatan elektronik lebih aman.
- Jangkau perlindungan lebih luas dapat menjangkau area perlindungan sekitar 50-150 m.
- Cukup satu air terminal untuk radius tertentu.
- Biasanya hanya membutuhkan satu grounding saja
- Pemasangan yang tidak mengganggu atau merusak bangunan
- Tidak mengurangi estetika bangunan.
- Lebih mudah dalam hal perawatan.